Monday, 2 November 2015
Home »
» Abaikan Bahaya, Rekam Laju Bus Demi Suara Telolet
Abaikan Bahaya, Rekam Laju Bus Demi Suara Telolet
KARANGANYAR-Akhir pekan lalu, dengan menggunakan bus Rosalia Indah, koran ini pulang dari acara gathering di kawasan wisata Tawangmangu menuju kota Solo. Keinginan untuk bisa memejamkan mata setelah lelah outbond dilanjutkan main paintball terusik dengan aktivitas anak usia sekolah dasar hingga SMP di pinggir jalan.
Pandangan mereka tak pernah lepas dari jalan raya. Seperti menunggu sesuatu. Benar saja, ketika bus yang ditumpangi Jawa Pos Radar Solo melintas, mereka bergegas mengarahkan kamera handphone-nya untuk mengikuti laju bus dan memberikan isyarat kepada sopir dengan menggerak-gerakkan ibu jarinya.
Ah…., paling anak-anak sedang iseng, batin koran ini. Tapi setelah melaju beberapa ratus meter, fenomena yang sama kembali terlihat. Karena penasaran, Jawa Pos Radar Solo bertanya kepada sopir bus apa sebenarnya yang dilakukan bocah-bocah tersebut. “Mereka itu minta sopir membunyikan klakson dengan mengangkat tangan dan menggerakkan ibu jarinya. Sebenarnya mengganggu konsentrasi,” ujar sang sopir.
Untuk apa? Terus mau diapakan hasil rekaman audio visualnya? Tanda tanya besar itu seperti menghapus letih, lelah, bercampur kantuk. Sekarang, giliran pandangan koran ini yang tak lepas mengamati tepi jalan dari balik jendela bus. Nyaris sejak keluar dari vila hingga kota Karanganyar, aksi bocah-bocah merekam laju bus masih terlihat.
Pantauan wartawan yang kebetulan membawa kendaraan pribadi dan berada di belakang bus antarkota dalam provinsi (AKDP) Tawangmangu-Solo, setiap kali anak-anak ini memberikan isyarat dengan ibu jarinya, sopir bus dengan sukarela membunyikan klakson. Bunyinya cukup unik. Tolilet…tolilet.
Setelah keinginannya terpenuhi, anak-anak itu berjingkrak dan berteriak kegirangan. Namun, berdasar informasi yang dihimpun, ketika mereka tidak mendapatkan gambar dan suara klakson sesuai keinginan, bocah-bocah itu nekat mengejar dan menyalip bus menggunakan sepeda motor. Kemudian kembali meminta sopir bus membunyikan klaksonnya. Duh…bahaya kalau sudah begini.
Pertanyaan buat apa rekaman itu, belum terjawab. Koran ini lalu mendatangi bocah-bocah yang merekam laju bus di daerah Bejen, Karanganyar. “Untuk apa rekamannya dik?” tanya Jawa Pos Radar Solo. “Cuma buat koleksi,” jawab salah seorang bocah sambil berlalu karena malu. Ada pula yang mengaku sebagai anggota BusMania Community.
Jawaban tersebut belum memuaskan rasa penasaran. Informasi terus digali. Salah seorang kakak bocah yang merekam laju bus Sinta, mengungkapkan, akhir-akhir ini, adiknya yang masih duduk di bangku kelas 6 SD ketagihan merekam laju bus, khususnya bus pariwisata.
“Biasanya merekam di depan kantor Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu,” ujar warga Tawangmangu itu.
Hasil rekaman audio visual adiknya itu, imbuh Sinta, hanya buat koleksi dan saling pamer suara klakson. “Bunyi klakson unik-unik. Adik saya punya banyak rekamannya,” terangnya.
Kebiasaan sang adik, sempat membuat marah orang tua. Karena tak jarang, untuk mendapatkan rekaman gambar yang bagus, bocah-bocah ini berlarian mengejar bus.
Ketua BMC Eks Karesidenan Surakarta Arga Kusuma Senna menyatakan sudah mengetahui aksi bocah-bocah merekam laju bus. Tidak hanya di Karanganyar, aktivitas serupa juga dilakukan di Jakarta. “Di Jakarta, merekamnya di jalan tol. Karena tak waspada, akhirnya ada yang tertabrak bus,” bebernya.
Karena itu, dalam waktu dekat BMC akan memberikan sosialisasi tentang fenomena bocah-bocah perekam laju bus. “Kami akan kerahkan pengurus BMC di daerah untuk mendatangi anak-anak yang merekam bus. Sebab ini cukup membahayakan keselamatan,” terangnya.
Apa yang mendasari anak-anak merekam laju bus? Arga menduga hanya ikut-ikutan. Sebab, BMC hanya menyosialisasikan cara safety hunting khusus kepada anggota BMC minimal yang sudah duduk di bangku SMA. Karena selama ini tidak sedikit anggota BMC yang merekam laju bus tanpa memperhatikan keselamatan. Hasil rekaman untuk dievaluasi dan koleksi pribadi. Tidak ada hadiah atau imbalan apa pun dari merekam laju bus.
Tapi entah kenapa, malah marak anak-anak di bawah umur ikut merekam laju bus. “Kalau ditanya, (anak-anak) ada yang mengaku dari BMC. Tapi sebenarnya tidak tahu apa itu BMC dan maksud tujuan merekam laju bus itu,” tegasnya.
pesan : jika kita hunting bus harus safety, jangan ngemis telolet dan dim itu hanya akan merendahkan komunitas bismania
safety first
Wah, bahaya sekali nih kelakuannya anak-anak tersebut. Sangat tidak safety, apalagi sampai ditabrak...
ReplyDeleteJangan lupa kunbalnya ya :)
http://fian.nolima.ga/